Translate

Jumat, 08 Agustus 2014

seni memahat dan mengukir Patung Khas Sentani ( Versi Asei Besar : RAHKAH HOMOH )

Seni pahat dan ukir Patung khas Sentani ( Rahkah Homoh )

Seni ukir patung ini di Sentani pada umumnya tidak semua orang dapat melakukannya, dan seni ukir ini adalah bakat alami yang timbul dari dalam diri seseorang. semua orang memang punya potensi untuk melakukan semua hal termasuk seni mengukir, namun tidak semua orang dapat bisa untuk melakukannya dengan baik dan benar hingga terciptannya suatu hasil / karya seni ukir yang baik dan benar.  dalam melakukan suatu kerajinan mengukir seperti mengukir patung-patung yang ada pada gambar dibawah ini, tidak mudah dan tidak segampang kita menulis dan menggambar diatas seutas kertas. mengukir butuh kemampuan / tekhnik / ketrampilan khusus, karena seni mengukir bukan hanya meliputi satu bidang dan bidang yang digunakan berbagai macam bidang, bidangnya bisa berupa datar persegi maupun membundar dan juga dengan ukuran yang bervariasi yaitu ada yang berukuran kecil, sedang maupun besar. sehingga dibutuhkan kemampuan / tekhnik / ketrampilan khusus karena pada pembuatan sebuah Patung, contohnya patung pajangan atau hiasan untuk di rumah itu bisa berukuran kecil untuk di pajang diatas buffet maupun meja kerja dan untuk ukuran sedang biasanya untuk dipajang di ruang tamu sedangkan untuk ukuran besar biasanya digunakan untuk dipajang didepan perkantoran, dan ini membutuhkan kemampuan / tekhnik / ketrampilan khusus yaitu ketrampilan dalam memilih Kayu apa yang harus digunakan karena memang semua kayu dapat digunakan untuk mengukir namun tidak semua kayu dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama dan membutuhkan kemampuan / tekhnik / ketrampilan khusus yaitu ketrampilan dalam memegang Pisau untuk Memahat maupun Pisau untuk Mengukir serta kemampuan / tekhnik / ketrampilan yang lebih khusus lagi dalam proses pemahatan dan terlebih lagi dalam proses pengukiran. dalam proses pengukiran, setiap bidang yang diukir butuh keuletan, kesabaran dan fokus untuk mencapai hasil yang baik. kemampuan-kemampuan / bakat-bakat / potensi-potensi mengukir maupun memahat khususnya di daerah Sentani, mayoritas diwariskan dari nenek moyang / leluhur kepada orang-orang tua saat ini dan kebanyakan orang-orang tua yang memiliki kemapuan tersebut sudah banyak yang meninggal dunia dan belum sempat meneruskan / mewariskan seni memahat dan mengukir tersebut kepada generasi saat ini. hal ini sangat membahayakan kepunahan dari seni memahat dan mengukir di daerah Sentani khususnya dan umumnya disemua daerah di propinsi papua.   



Banyak motif dalam memahat dan mengukir serta banyak pula sebutan namanya tergantung dari motif ukiran tersebut serta bentuknya namun pada umumnya Seni Memahat dan Mengukir di daerah Sentani khususnya di Kampung ASEI BESAR disebut dengan sebutan dalam bahasa Sentani versi ASEI BESAR yaitu RAHKAH HOMOH.

Pemahat/Pengukir Handal asal Desa ASEI BESAR


Bpk. DJOTAM OHEE


Bpk. CORLIUS OHEE


Bpk. AGUSTINUS ONGGE


Bpk. DINDUS HENGGA


Ny. MARTHA OHEE


Ny. TERESIA OHEE

Selasa, 26 Maret 2013

Pinang Sirih dan Kapur


* KUDAPAN SEHARI - HARI ORANG SENTANI DAN UMUMNYA ORANG PAPUA


1. KAPUR ( AUW )

Kapur ini terbuat dari cangkang kerang  dalam bahasa sentani ( KHEIKHA ) dan juga batu kapur dalam bahasa sentani ( AUW RUKHA ) yang di proses sedemikian rupa yaitu dengan cara dibakar hingga memutih lalu digiling / ditumbuk selanjutnya disaring menggunakan tapisan yang halus sehingga jadilah Kapur.secara fisik warnanya putih bersih, tetapi reaksi kimianya bisa membuat Buah Pinang dan Sirih menjadi merah bagaikan merah darah. 
Kapur ini digunakan oleh mayoritas orang Sentani dan umumnya Papua untuk campuran pada saat memakan Buah Pinang dan Sirih.



2. PINANG ( BHLAUW )

Pinang dalam bahasa Biologi adalah Areca Catechu sedangkan dalam bahasa sentani adalah Bhlauw.konon dari Negeri Jiran / Tanah Malaya / Malaysia, untuk orang Papua Pinang ini dijadikan sebagai kudapan sehari-hari.

Buah Pinang adalah Buah Budaya, contoh nyata dalam kehidupan orang Papua yaitu " Budaya saling memberi buah Pinang, buah Sirih , atau Kapur kepada sesama orang Papua yang belum kita kenal dengan demikian kita bisa saling mengenal dengan orang Papua lainnya yang beda suku ataupun bahasa.

Buah Pinang juga bisa diibaratkan sebagai Jembatan yaitu Jembatan perkenalan, melalui buah Pinang kita dapat mengenal orang lain. sebagai Jembatan kekerabatan, melalui buah Pinang kita menjadi akrab dengan orang lain yang baru kita kenal. sebagai Jembatan kekeluargaan, melalui buah Pinang kekeluargaan kita kita dapat terjaga dengan erat.

Secara ekonomis, buah Pinang juga membantu pendapatan masyarakat Papua khususnya mama-mama / ibu-ibu di Pasar-pasar di belahan Provinsi Papua.Pinang dijual dengan harga yang bervariasi yaitu pertumpuk yang berjumlah 7 s/d 10 buah dijual seharga Rp. 5.000 sedangkan yang berjumlah 15 buah seharga Rp. 10.000.adapun variasi harga ini juga bergantung pada besar-kecilnya buah Pinang dan juga bergantung pada hasil panen buah Pinang tersebut.  

3. SIRIH ( AVHE )

Sirih dalam bahasa sentani ( AVHE ), Sirih ini adalah tanaman tropis yang banyak tumbuh di Madagaskar, Timur Afrika, dan Hindia Barat. Sirih yang terdapat di semenanjung Malaysia ada 4 ( Empat ) jenis yaitu Sirih Melayu, Sirih Cina, Sirih Keling, dan Sirih Udang.

Secara ekonomis, buah Sirih juga dengan buah Pinang membantu pendapatan masyarakat Papua khususnya mama-mama / ibu-ibu di Pasar-pasar di belahan Provinsi Papua. Sirih dijual dengan harga yang bervariasi yaitu pertumpuk yang berjumlah 3 ( Tiga ) buah dijual seharga Rp. 5.000 sedangkan yang berjumlah 10 ( Sepuluh ) buah / satu ikat seharga Rp. 10.000.adapun variasi harga ini juga bergantung pada hasil panen buah Sirih tersebut.

Selasa, 19 Maret 2013

BENDA TRADISIONAL YANG DIGUNAKAN UNTUK KUDAPAN SEHARI-HARI ORANG PAPUA UMUMNYA DAN KHUSUSNYA SENTANI DAN BUDAYANYA




BENDA TRADISIONAL YANG DIGUNAKAN UNTUK KUDAPAN SEHARI-HARI ORANG PAPUA umumnya dan khususnya SENTANI dan budayanya

WADAH / TEMPAT ISI KAPUR (AUW) biasanya digunakan untuk mengisi Kapur.
WADAH / TEMPAT  ISI KAPUR (AUW)  ini terbuat dari beberapa jenis buah tanaman dan juga benda / tempat-tempat antara lain:

1.KALA BASAH (sebangsanya Buah Labu)         



 


  
 
2 Tempurung Kelapa (Buah Kelapa)

         

3 Tempat / Wadah Minyak Rambut Lavender, Balsem, dsb.












4 Tempat yang dipahat dari batang kayu

   


1. KAPUR (AUW)



Kapur  ini terbuat dari cangkang kerang dalam bahasa sentani ( KHEIKHA ) dan juga batu kapur  dalam bahasa sentani  ( AUW RUKHA ) yang di proses sedemikian rupa yaitu dengan cara dibakar sampai memutih lalu digiling / ditumbuk selanjutnya disaring menggunakan saringan yang halus sehingga jadilah  Kapur. secara fisik warnanya putih bersih, tetapi reaksi kimianya bisa membuat  Buah Pinang  dan  Sirih  menjadi merah bagaikan merah darah. 
Kapur  ini digunakan oleh mayoritas orang Sentani dan umumnya Papua untuk campuran pada saat memakan  Buah Pinang  dan Sirih . 




2.  PINANG (BHLAUW)

Pinang dalam bahasa Biologi adalah  Areca catechu sedangkan dalam bahasa sentani adalah Bhlauw. konon dari Negeri Jiran / Tanah Malaya / Malaysia, untuk orang Papua Barat ini dijadikan sebagai kudapan sehari-hari.


Buah Pinang adalah Buah Budaya, contoh nyata dalam kehidupan orang Papua yaitu "Budaya saling memberi buah Pinang , buah Sirih , atau Kapur kepada sesama orang Papua yang belum kita kenal dengan demikian kita bisa saling mengenal dengan orang Papua lainnya yang beda suku atau bahasa.



Buah Pinang juga bisa diibaratkan sebagai Jembatan  yaitu Jembatan perkenalan , melalui buah Pinang kita dapat mengenal orang lain. sebagai Jembatan kekerabatan , melalui buah Pinang kita menjadi akrab dengan orang lain yang baru kita kenal. sebagai Jembatan kekeluargaan, melalui buah Pinang kekeluargaan kita kita dapat terjaga dengan erat.



Secara ekonomis, buah Pinang juga membantu pendapatan masyarakat Papua khususnya mama-mama / ibu-ibu di Pasar-pasar di belahan Provinsi Papua. Pinang dijual dengan harga yang bervariasi yaitu pertumpuk yang berjumlah 7 s / d 10 buah dijual seharga Rp. 5.000 sedangkan yang berjumlah 15 buah seharga Rp. 10.000.adapun variasi harga ini juga tergantung pada besar-kecilnya buah Pinang dan juga tergantung pada hasil panen buah Pinang tersebut.  


3. SIRIH (AVHE)

Sirih dalam bahasa sentani (AVHE), Sirih ini adalah tanaman tropis yang banyak tumbuh di Madagaskar, Timur Afrika, dan Hindia Barat. Sirih yang ada di semenanjung Malaysia ada 4 (empat) jenis yaitu Sirih Melayu, Sirih Cina, Sirih Keling, dan Sirih Udang.

Secara ekonomis, buah  Sirih  juga dengan buah Pinang membantu pendapatan masyarakat Papua khususnya mama-mama / ibu-ibu di Pasar-pasar di belahan Provinsi Papua.  Sirih  dijual dengan harga yang bervariasi yaitu pertumpuk yang berjumlah 3 (tiga) buah dijual seharga Rp. 5.000 sedangkan yang berjumlah 10 (Sepuluh) buah / satu ikat seharga Rp. 10.000.adapun variasi harga ini juga tergantung pada hasil panen buah  Sirih  tersebut.

Aktivitas sehari-hari yang mengacu pada budaya kudapan orang Papua yang adalah mejalin hubungan kekeluargaan, pertemanan dan kebersamaan.


Ibu-ibu / Mama-mama yang sedang menjual Pinang.

Siapapun dia dan dari manapun asalnya bisa dan dapat belajar untuk makan pinang, karena pinang adalah tali komunikasi / penghubung antara kita dengan keluarga, teman, maupun dengan orang yang belum kita kenal.
  
 





 




















Senin, 18 Maret 2013

Budaya Makan Pinang


* KUDAPAN SEHARI - HARI ORANG SENTANI DAN UMUMNYA ORANG PAPUA


1. KAPUR ( AUW )

Kapur ini terbuat dari cangkang kerang  dalam bahasa sentani ( KHEIKHA ) dan juga batu kapur dalam bahasa sentani ( AUW RUKHA ) yang di proses sedemikian rupa yaitu dengan cara dibakar hingga memutih lalu digiling / ditumbuk selanjutnya disaring menggunakan tapisan yang halus sehingga jadilah Kapur.secara fisik warnanya putih bersih, tetapi reaksi kimianya bisa membuat Buah Pinang dan Sirih menjadi merah bagaikan merah darah. 
Kapur ini digunakan oleh mayoritas orang Sentani dan umumnya Papua untuk campuran pada saat memakan Buah Pinang dan Sirih.



2. PINANG ( BHLAUW )

Pinang dalam bahasa Biologi adalah Areca Catechu sedangkan dalam bahasa sentani adalah Bhlauw.konon dari Negeri Jiran / Tanah Malaya / Malaysia, untuk orang Papua Pinang ini dijadikan sebagai kudapan sehari-hari.

Buah Pinang adalah Buah Budaya, contoh nyata dalam kehidupan orang Papua yaitu " Budaya saling memberi buah Pinang, buah Sirih , atau Kapur kepada sesama orang Papua yang belum kita kenal dengan demikian kita bisa saling mengenal dengan orang Papua lainnya yang beda suku ataupun bahasa.

Buah Pinang juga bisa diibaratkan sebagai Jembatan yaitu Jembatan perkenalan, melalui buah Pinang kita dapat mengenal orang lain. sebagai Jembatan kekerabatan, melalui buah Pinang kita menjadi akrab dengan orang lain yang baru kita kenal. sebagai Jembatan kekeluargaan, melalui buah Pinang kekeluargaan kita kita dapat terjaga dengan erat.

Secara ekonomis, buah Pinang juga membantu pendapatan masyarakat Papua khususnya mama-mama / ibu-ibu di Pasar-pasar di belahan Provinsi Papua.Pinang dijual dengan harga yang bervariasi yaitu pertumpuk yang berjumlah 7 s/d 10 buah dijual seharga Rp. 5.000 sedangkan yang berjumlah 15 buah seharga Rp. 10.000.adapun variasi harga ini juga bergantung pada besar-kecilnya buah Pinang dan juga bergantung pada hasil panen buah Pinang tersebut.  

3. SIRIH ( AVHE )

Sirih dalam bahasa sentani ( AVHE ), Sirih ini adalah tanaman tropis yang banyak tumbuh di Madagaskar, Timur Afrika, dan Hindia Barat. Sirih yang terdapat di semenanjung Malaysia ada 4 ( Empat ) jenis yaitu Sirih Melayu, Sirih Cina, Sirih Keling, dan Sirih Udang.

Secara ekonomis, buah Sirih juga dengan buah Pinang membantu pendapatan masyarakat Papua khususnya mama-mama / ibu-ibu di Pasar-pasar di belahan Provinsi Papua. Sirih dijual dengan harga yang bervariasi yaitu pertumpuk yang berjumlah 3 ( Tiga ) buah dijual seharga Rp. 5.000 sedangkan yang berjumlah 10 ( Sepuluh ) buah / satu ikat seharga Rp. 10.000.adapun variasi harga ini juga bergantung pada hasil panen buah Sirih tersebut.

Rabu, 17 Oktober 2012

OHOTE Piring Tradisonal Suku Sentani


OHOTE Piring Tradisonal Suku Sentani -OHOTE adalah bahasa asli Suku Sentani, "O" yang berarti "KAYU" dan "HOTE" yang berarti "PIRING".jadi OHOTE adalah PIRING KAYU.

 OHOTE atau PIRING KAYU ini biasanya digunakan untuk mengisi ikan atau daging oleh 4 atau 5 orang dan bahkan lebih, lalu ikan atau daging tersebut diremuk atau dipila-pila bersama-sama didalam 1 buah OHOTE atau PIRING KAYU ini lalu dimakan bersama-sama.

Jadi OHOTE atau PIRING KAYU ini melambangkan kebersamaan atau untuk menjalin ikatan kekeluargaan yang sangat erat.

 
 OHOTE atau PIRING KAYU ini biasanya di bagian luar atau bagian belakangnya dihiasi dengan berbagai macam motif ukiran-ukiran khas Suku sentani yang berisikan makna-makna tersendiri.

OHOTE atau PIRING KAYU ini sudah digunakan sejak zaman nenek moyang dan turun temurun digunakan hingga sampai zaman sekarang OHOTE atau PIRING KAYU ini sudah tidak digunakan lagi karena sudah ada Piring-piring modern yang digunakan yang terbuat dari keramik, kaca, plstik, dll.

OHOTE atau PIRING KAYU ini untuk saat ini hanya dibuat untuk atau sebagai bahan atau produk seni untuk dipamerkan atau dipublikasikan serta dijual ke khalayak umum.

Sabtu, 13 Oktober 2012

KHOMBOW Ukiran Kulit Kayu Khas Sentani

Ukiran Kulit Kayu Khas Sentani ( KHOMBOW )



Salah satu seni ukir / kerajinan tangan dari Papua yaitu kerajinan kulit kayu, kerajinan ini khasnya dari Sentani dan asalnya dari Kampung ASEI BESAR Distrik Sentani Timur. kerajinan kulit kayu ini nama aslinya adalah KHOMBOW yang artinya UKIRAN KULIT KAYU, kerajinan tangan ini memuat berbagai macam motif / gambar ukiran khas suku sentani dengan pengertiannya masing-masing. 
















Bukan sembarang ukiran yang diciptakan dari tangan para pengrajin. Beberapa ukiran kulit kayu memiliki makna yang mendalam. Sebut saja jenis ukiran Iuwga (Keagungan/kebesaran seorang Ondofolo Asei), dan Kheykha (lambang kecantikan wanita Sentani). Ukiran ini cukup mudah ditemukan di beberapa destinasi wisata tersebar di Papua terutama di Jayapura. Seperti di Pasar Kerajinan Tradisional Hamadi, Anda akan dengan mudah mendapatkan ukiran kulit kayu ini. Harganya pun sangat bervariasi, tergantung ukuran besar/kecilnya kulit kayu tsb, besar lukisan dan jenis ukiran/ gambarnya. 















Kisaran harga lukisan kulit kayu ini antara IDR 100.000 - 1.000.000. Jika Anda tertarik untuk melihat langsung  proses kerajinan kulit kayu ini, anda bisa datang langsung ke Kampung ASEI BESAR Distrik Sentani Timur ±9 km dari Kota Sentani.

 

Ini adalah satu contoh proses pembuatan ukiran / proses melukis ukiran pada kulit kayu ( kombow ) yang dilakukan oleh bpk.AGUSTINUS ONGGE, proses pembuatan lukisan / ukiran diatas kulit kayu ini, butuh kesabaran, ketelitian, dan konsentrasi yang tinggi dan proses ini memakan waktu berjam-jam.

Total Tayangan Halaman